Bacaritamaluku.com– Profil Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku terpilih, Hendrik Lewerissa dan Abdullah Vanath, kian mentereng. Dua putra terbaik pilihan masyarakat Maluku, yang sebentar nanti bakal menjalankan transisi pemerintahan Maluku untuk lima tahun akan datang. Menggantikan posisi Murad Ismail ( Menjabat Gubernur sejak April 2019-April 2024) dan Sadali le (Penjabat Gubernur dari April 2024-Februari 2025).
Akhir Februari mendatang (18/20 Februari 2025), akan menjadi tonggak sejarah baru bagi kepemimpinan Maluku. Saatnya Lewerissa dan Vanath (LAWAMENA) memimpin Maluku Masa Bakti 2025-2030. Setelah menang telak atas 2 (dua) rival politiknya ketika Pilkada Serentak Nasional 2024 silam.
Sosok Hendrik Lewerissa (HL) yang kalem dan Abdullah Vanath (AV) yang tegas. Keduanya menjadi titik kunci bagi pembangunan Maluku kedepan. Apalagi, kualitas HL maupun AV pun, publik tidak meragukannya.
Potensi jaringan dan kemampuan lobi politik HL mampu mendobrak sektor-sektor kebijakan publik untuk pembangunan daerah ditingkat pusat. Sementara AV, sosok fenomenal, tegas, orator juga berpengaruh atas negosiasi kebijakan publik. Kombinasi keduanya cukup energik dan berpotensi mengelaborasi akselerasi pembangunan Maluku yang diharapkan bisa jauh lebih baik.
Debut perdana kepemimpinan Lawamena tengah diproyeksikan mampu memformulasikan paradigma pembangunan dapat melaju dengan cepat. Beberapa sektor krusial yang menjadi primadona Maluku, kini mulai disiapkan konsep pembangunannya. Sektor perikanan salah satunya, terobosan merubah haluan LIN menjadi nomenklatur Hilirisasi Perikanan, membuat kita decak kagum. Reformasi kebijakan sektor perikanan ini menjadikan visi pemerintah daerah bersenyawa dengan visi Pemerintah Pusat (Pempus), juga tanpa alasan. Suatu ide strategis dari Gubernur Maluku terpilih (HL) guna membangun perikanan Maluku agar diperhitungkan ditingkat pusat, selain berkontribusi pagi pembangunan di Negeri yang bertajuk Raja-raja ini.
Mainstream kebijakan sektor perikanan dan kelautan inipun, adalah satu contoh strategi kebijakan ala Lawamena, untuk membangun Maluku. Sementara sektor lainnya seperti, ESDM, perindustrian, UMKM, pariwisata, pendidikan, kesehatan, pertanian sudah tentu menunggu giliran agar ikut diinovasikan menjadi kebijakan-kebijakan strategis yang produktif untuk pengembangan Maluku nanti.
Sebuah keharusan, menuntut HL dan AV untuk terus berpikir inovatif dan optimis menerobos benteng kemiskinan Maluku yang masih berdiri kokoh.
Pengalaman HL maupun AV dalam dunia kebijakan publik dan pemerintahan memang sudah teruji. Tengok saja, rekam jejak HL di Legislatif (DPR-RI, 2019-2024) dan Vanath di Eksekutif (Bupati SBT 2 Periode, 2005-2015). Membuat HL dan AV sudah jauh berkontribusi lebih bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat. Peran besar HL dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat Maluku ditingkat pusat dan AV pernah memenej lingkup pemerintahan lokal, menjadi energi positif bagi kerja-kerja politik memajukan daerah Maluku kedepan.
Untuk itu, obsesi Lawamena dalam membangun Maluku yang lebih baik kedepan, kini mulai on the way. Sudah disiapkan grand design pembangunan Maluku 2025-2030. Portofolio pembangunan daerah yang mengacu pada koridor pemerintahan pusat juga membaca esensi kebutuhan publik didaerah 11 Kabupaten-Kota. Sehingga, sumbu kebijakan daerah bisa berjalan simetris, efektif, pro rakyat dan produktif. Agar skema untuk menurunkan level kemiskinan daerah serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat menjadi cita-cita bersama terjadi direzim ini.
100 hari kerja Lawamena akan menjadi catatan publik. Setiap episod kinerja HL dan AV akan dicatat sebentar nanti. Butuh kecepatan dan lompatan, juga lobby position yang tepat. Untuk mencapai target, Maluku Pung Bae bagi kemaslahatan seluruh masyarakat Maluku. Jika HL dan AV sudah on the track, maka harus dibuktikan sesuai dengan kompetensi figur yang dimiliki.(Bersambung)***