Bacaritamaluku.com-Piru; Rencana pemotongan anggaran infrastruktur oleh pemerintah pusat demi program ketahanan pangan nasional menuai kritik. Salah satu dampaknya adalah tertundanya perbaikan Jalan Lintas Huamual di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Maluku, yang selama ini menjadi akses vital bagi masyarakat.
Direktur Rumah Inspirasi dan Literasi, Muhammad Fahrul Kaisuku, menilai keputusan tersebut kontraproduktif terhadap upaya meningkatkan ketahanan pangan.
Menurutnya, infrastruktur jalan yang layak justru berperan penting dalam mendukung distribusi hasil pertanian dan perikanan.
“Ketahanan pangan bukan hanya soal produksi dan subsidi, tetapi juga memastikan hasil pangan bisa diakses oleh masyarakat luas. Jalan yang rusak menghambat distribusi, meningkatkan biaya logistik, dan merugikan petani serta nelayan,” ujar Kaisuku, Selasa (12/2).
Sebelumnya, Bupati Seram Bagian Barat, Dr. Achmad Jais Ely, mengumumkan bahwa miliaran rupiah dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik tahun 2025 telah dialokasikan untuk perbaikan jalan di wilayah tersebut. Namun, kebijakan pemerintah pusat yang mengalihkan anggaran infrastruktur untuk program ketahanan pangan berpotensi menggagalkan rencana tersebut.
Huamual dikenal sebagai daerah penghasil rempah-rempah seperti cengkeh dan pala, serta hasil laut yang melimpah. Namun, kondisi jalan yang rusak parah selama bertahun-tahun membuat para petani dan nelayan kesulitan mendistribusikan hasil mereka ke pasar yang lebih besar.
Kaisuku menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur dan ketahanan pangan seharusnya berjalan beriringan, bukan saling mengorbankan.
“Jika pemerintah benar-benar ingin membangun ketahanan pangan yang kuat, maka infrastruktur seperti Jalan Lintas Huamual harus menjadi bagian dari solusi, bukan malah dipinggirkan,” tegasnya.
Ia juga berharap Penjabat (Pj) Bupati Seram Bagian Barat dapat kembali mengupayakan realisasi perbaikan jalan tersebut di akhir masa jabatannya.
“Pj Bupati SBB harus bisa menjahit ulang harapan masyarakat dengan terus berusaha agar perbaikan jalan ini tidak terhenti. Ini bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga soal kesejahteraan dan masa depan warga Huamual,” tambahnya.
Masyarakat Huamual berharap pemerintah pusat mempertimbangkan ulang kebijakan pemotongan anggaran ini. Mereka meminta agar janji perbaikan jalan tidak hanya menjadi wacana, melainkan benar-benar direalisasikan demi kelancaran distribusi pangan dan peningkatan kesejahteraan warga.***