Bacaritamaluku..com-Ambon; Dia seorang pekerja keras yang hasil dari kerja kerasnya ia merubah nasib dan status sosialnya mengangkat harkat martabat keluarga dan orang Masela di dunia hukumI ndonesia.
Fredi Moses Ulemlem lahir pada tanggal 25 Maret 1988 di pulau Masela, pulau Masela, sebuah pulau yang berbatasan dengan negara tetangga yaitu Australia dianggap daerah terpencil yang sekarang pintu masuk Maluku dan Indonesia dengan negara tetangga. Ia tumbuh dalam keluarga sederhana, Fredi Moses Ulemlem dibesarkan dengan nilai-nilai kekeluargaan yang kuat.
Walaupun keterbatasan ekonomi sering menjadi tantangan saat masih sekolah mulai dari SD, SMP sampai SMA, Ia memiliki tekad impian besar: ingin mengangkat harkat dan martabat orang tua khususnya sang ibu Albertina Ulemlem yang adalah seorang janda anak tiga.
Sejak kecil, Fredi Moses Ulemlem menunjukkan bakat luar biasa dalam bernyanyi. yang penuh emosi, ia kerap menghibur teman-temannya saat sedang bersama di cafe dan pernah ikut dalam paduan suara tingkat SMA -SMK sekota Ambon. Perjalanan untuk mewujudkan mimpian atau cita-citanya tidaklah mudah. Berbagai kesulitan menghadang, termasuk minimnya fasilitas pendidikan sampai akhirnya ia berhasil selesaikan S1 dan S2 di Universitas Pattimura Ambon.
Langkah Awal Menuju Panggung Nasional
Pada tahun 2015 Fredi Moses Ulemlem memutuskan untuk merantau ke Jakarta dengan harapan mendapatkan peluang lebih besar. Dengan tekad baja, ia terlibat dalam berbagai kegiatan Advokasi kasus-kasus besar dengan beberapa LSM, organisasi mahasiswa, serta Organisasi kepemudaan lainnya untuk menambah pengalamannya di dunia hukum sebelum menjadi Advokat. Ia pernah mengadvokasi kasus tambang di Taliabu Maluku Utara tahun 2017 dan beberapa kasus lainnya yakni dua kasus besar yang Ia sendiri laporkan di Komisi Pemberantasan Korupsi diantaranya kasus Pematangan Lahan Kota Tiakur Maluku Barat Daya, kasus RS. Sakit Pratama Letwurung Maluku Barat Daya.
Fredi Moses Ulemlem tergabung dalam Tim Hukum Komarudin Simanjuntak kemudian kasus Jesica Kumalawongso dan dipimpin oleh Ketua Umum PERADI. Perjuangan tersebut akhirnya memperkenalkannya pada dunia profesi Advokat/Pengacara secara profesional. Sebagai Advokat/Pengacara ia dikenal oleh rekan-rekan dengan Vokalnya, Publik Speakingnya yang baik, Ia simbol kebanggaan bagi keluarga dan ibunya.
Sejak sekolah ia pernah bekerja sebagai peloper koran yakni koran INFO BARU dan kumpul besi tua dan alumunium serta botol-botol bekas untuk di jual demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Setelah tamat ia lanjut kulia sambil bekerja di Ronawiska, sebuah Perusahan yang ada di Kota Ambon Pulo Gangsa untuk membiayai kuliahnya.
Sejak kulia ia tergabung diorganisasi mahasiswa Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Ambon, Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (PERMAHI), Ia mendirikan organisasi Paguyuban Mahasiswa asal Maluku Barat Daya yaitu Gerakan Mahasiswa Maluku Barat Daya (GEMA-MND)Ia juga aktif di pengurus DPD KNPI Kota Ambon Zaman Abdulkadir Mahedar teman kulianya di Pascasarjana yang kini sudah Almarhum, ia sering aktif bicara di media menjadi seorang kritikus bahkan sering melakukan aksi-aksi bersama rekan-rekannya saat itu di lembaga-lembaga pemerintahan. perjalanan untuk mewujudkan mimpinya tidaklah mudah. Berbagai kesulitan menghadang, termasuk minimnya fasilitas pendidikan.
Saat ini ia tergabung di kepengurusan, Dewan Pimpinan Pusat Perhimpunan Profesi Hukum Indonesia (PPHKI), Dewan Pimpinan Pusat Kominte Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Dewan Pimpinan Pusat Taruna Merah Putih (TMP) saya Partai besar PDI-Perjuangan dan juga di Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Angkatan Mudah Kristen Indonesia (GAMKI). Ia juga aktif di Lembaga Bantuan Hukum Trisakti Indonesia (LBHTI), Lembaga Bantuan Hukum Gerakan Kebangsaan Sampai saat ini ia masih eksis di dunia profesi Advokat/Pengacara.**