BacaritaMaluku.Com–NAMLEA; Peristiwa tragis pembunuhan sadis berinisial HS (50+) mendapat 25 tusukan benda tajam masih menyisakan tanda tanya besar bagi keluarga korban.Rabu (8/0/2025)
Dan sampai saat ini pelaku belum di amankan oleh pihak kepolisian, keluarga korban sampai saat ini merasa tidak puas atas penanganan kasus ini.
Merasa keadilan belum sepenuhnya terpenuhi, keluarga korban bersama sama dengan sejumlah masa aksi AMKEI, melakukan unjuk rasa di depan polres Buru pada Selasa tanggal 7 Oktober 2025.
Dari poin poin atau tuntutan yang di arahkan adalah salah satunya mereka menuntut agar proses hukum kasus tersebut di percepat dan bahwa pelaku dalam pembunuhan sadis ini segera di tangkap dan di adili seberat beratnya sesuai perbuatan pelaku.
Menurut keterangan dari pihak keluarga. Korban mengerikan ini terjadi di malam hari di desa Dava Kecamatan Waelata yang tidak jauh di areal Gunung botak, namun dari pihak berwajib belum mengantongi bukti bukti yang menguatkan tetapi masih dalam pengembangan penyelidikan.
Menurut informasi yang di himpun media ini, “awalnya Almarhum (HS)mengantarkan anaknya ke pelabuhan Namlea tujuan Ambon guna mengikuti proses perkuliahan, setelah itu korban tersebut kembali dari arah pelabuhan menuju rencana ke kampung halamannya di desa wali Kabupaten Buru Selatan.
Akan tetapi bersangkutan yang berkendaraan motor ini menelpon istrinya bahwa untuk sementara di beberapa hari ini masih tinggal di sini(namlea) untuk meraup rezeki melalui aktivitas sekedar ojek untuk bekal persiapan menuju kampungnya di perjalanan nanti, termasuk untuk persediaan bahan bakar motor.
Namun nasib berkata lain, di malam harinya Almarhum (HS) langsung ditusuk dari arah belakang tepat pada bagian leher oleh pelaku yang di boncenginya sebagai penumpang. Dan kemudian di tikam berkali kali sebanyak 25 tusukan di sekujur tubuh, hasil visum yang di sampaikan.
Kemudian, sekitar pukul 09.00 malam,korban di temukan tidak bernyawa dan tidak jauh dari motor miliknya. Motif pembunuhan ini belum di ketahui di picuh oleh apa , yang jelas tuntunan aksi yang mengatasnamakan solidaritas AMKEI ini menuntut keadilan pihak polres Buru atas peristiwa tragis terbunuhnya saudara (HS) “kata salah satu orator AMKEI.
Menurut pantauan media ini, masa aksi yang tergabung dalam solidaritas AMKEI (Angkatan Muda Kei) di depan Polres Buru menuntut agar mendesak pihak polres Buru segera mengungkapkan kejadian kematian saudara Almarhum berinisial HS. Mendesak Polres Buru transparan atas perkembangan kasus kematian. Serta copot kapolsek Waeapo yang di nilai lalai dan lamban dalam penanganan kasus, Dan lain-lain.
Sementara itu di sela sela masa aksi orasi tersebut.Hasnawi Lamani SE bersama rekan orator lainya yang di temui media ini menekankan pentingnya supremasi hukum di tegakan sehingga apa yang di inginkan oleh seluruh aksi yang hadir saat ini adalah sebagian besar dari keluarga korban ada titik kejelasan dari pihak institusi penegak hukum ini, “Tegasnya.
” Jelas bahwa aksi yang kita lakukan adalah semata-mata mencari keadilan dan segera pihak polres lebih proaktif serius atas pelaku kebiadaban cepat di tangkap dan di seret ke Pangadilan. “Ujar Hasnawi.
Selain itu, Dia menegaskan agar Kepolisian Polres Buru selalu aktif satu kali 24 jam melakukan monitoring khusus nya malam hari di seputaran wilayah Kecamatan waelata maupun kecamatan lainnya yang berada di dataran Waeapo dan sekitarnya guna mengurangi dampak kejahatan dan aman bagi masyarakat. “Jelas Hasnawi sembari berharap.
“Tidak tahu motif apa ?? Yang menimpah Almarhum, sebelumnya kepribadian beliau semasa hidupnya tidak pernah berselisih dengan orang dan pekerjaan Almarhum hanya pekerja serabutan, bakabong(tani) dan lain lain,. “
Olehnya itu, tuntunan yang di amanatkan dari pihak keluarga korban atas peristiwa tragis ini segera ada titik temunya dari pihak reskrim polres Buru. “Pungkasnya.(BK)