Ambon, BacaritaMaluku.com— Suasana penuh warna dan tawa ceria mewarnai Kid’s Nusantara Fashion Show 2025 yang digelar di Zest Ambon akhir pekan ini. Puluhan anak dari berbagai sekolah di Ambon tampil percaya diri di atas panggung, membawakan busana adat dari berbagai daerah di Indonesia.
Dengan tema “Warna-Warni Budaya Nusantara”, acara ini menjadi ajang bagi anak-anak untuk mengenal sekaligus mencintai keberagaman budaya bangsa sejak dini. Total 80 peserta berusia 6–12 tahun tampil mempesona di Yuzu Ballroom, Lantai 9 Zest Ambon, di tengah dekorasi panggung megah dan tata cahaya yang dinamis.
Acara dibuka dengan video bertema Nusantara dan sambutan dari Endy Iraswanto, Interim General Manager Swiss-Belhotel Ambon dan Zest Ambon. Kemeriahan makin terasa saat para karyawan Swiss-Belhotel dan Zest Ambon menampilkan tarian daerah sebelum parade utama dimulai.
Tiga juri dengan latar belakang berbeda ikut menilai penampilan para peserta, yaitu Efrita Tamabkabel (Miss Youth Maluku 2025), Richard Luhukay (Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Ambon), dan Mirdat Elungan (Cluster Sales & Marketing Manager Swiss-Belhotel Ambon dan Zest Ambon).
Tak hanya lomba, acara ini juga menjadi wadah menumbuhkan kepercayaan diri dan kebanggaan anak-anak Ambon. “Melihat semangat dan ekspresi anak-anak di atas panggung benar-benar luar biasa. Mereka bukan hanya tampil cantik dan gagah, tapi juga membawa pesan cinta budaya,” ujar Endy Iraswanto.
Sebagai hasil akhir, Faith Keyshia Lie dengan busana adat Bali berhasil meraih juara pertama. Posisi kedua ditempati Andi Kanaya Zivara (Sulawesi Tenggara – Buton), dan Alesha Putry Nurandi (Maluku Barat Daya) menempati posisi ketiga. Selain itu, panitia juga memberikan penghargaan untuk kategori Best Performance, Best Catwalk, Photogenic, Best Costume, dan Favourite Award.
Didukung oleh sponsor utama seperti Hyundai, Nutrifood, dan Telkom Indonesia, acara ini sukses menghadirkan keceriaan sekaligus pesan positif tentang pentingnya melestarikan budaya Indonesia.
Kid’s Nusantara Fashion Show 2025 menjadi bukti nyata bahwa kecintaan terhadap budaya bisa tumbuh sejak dini — bahkan lewat langkah-langkah kecil di atas panggung.






















































































