BacaritaMaluku. Com–Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menganugerahkan Penghargaan Perempuan Inspiratif Tahun 2025 kepada tiga perempuan pelaku sektor kelautan dan perikanan dalam rangka Peringatan Hari Ibu ke-97 yang digelar di Jakarta, 22 Desember 2025.
Tiga penerima penghargaan tersebut adalah Sri Fany Mony, Ketua Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR) Dullah Tama dari Kabupaten Maluku Tenggara; Novatheodora J.M. Essuruw, Ketua Kelompok Pengolahan Ikan Gulama dari Kabupaten Kaimana, Papua Barat; serta Martha Lotang, Pemrakarsa dan Ketua Kelompok Cinta Persahabatan Nusa Tenggara Timur.
Dari ketiga penerima penghargaan tersebut, dua di antaranya, yakni Sri Fany Mony dan Novatheodora J.M. Essuruw, merupakan perempuan nelayan binaan Project GEF-6 Coastal Fisheries Initiative (CFI) Indonesia. Keduanya dinilai berhasil menghadirkan dampak nyata dalam penguatan ekonomi pesisir, pemberdayaan perempuan, serta pengelolaan sumber daya perikanan yang berkelanjutan.
Penghargaan Perempuan Inspiratif 2025 diberikan melalui proses seleksi kolaboratif antara KemenPPPA dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan kepemimpinan perempuan, dampak sosial-ekonomi di tingkat komunitas, serta kontribusi terhadap keberlanjutan sektor kelautan dan perikanan.
Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Laksamana TNI (Purn) Dr. Didit Herdiawan Ashaf, M.P.A., M.B.A., menyampaikan apresiasi kepada para penerima penghargaan yang dinilai telah menunjukkan peran strategis perempuan dalam memperkuat ketahanan pangan, ekonomi lokal, dan keberlanjutan sumber daya pesisir.
Menurut Didit, KKP terus berkomitmen mendorong pemberdayaan perempuan di sektor kelautan dan perikanan melalui kebijakan yang inklusif dan berperspektif gender. “Penghargaan ini diharapkan tidak hanya menjadi bentuk pengakuan, tetapi juga menjadi inspirasi bagi lahirnya lebih banyak perempuan tangguh yang berkontribusi dalam pembangunan kelautan dan perikanan yang inklusif, berkelanjutan, dan berkeadilan,” katanya.
Peringatan Hari Ibu 2025 mengusung tema “Perempuan Berdaya dan Berkarya, Menuju Indonesia Emas 2045”, yang menegaskan peran perempuan sebagai agen utama pembangunan nasional, termasuk di wilayah pesisir dan komunitas nelayan.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dra. Hj. Arifatul Choiri Fauzi, M.Si., menegaskan bahwa Hari Ibu ke-97 merupakan momentum nasional untuk memperkuat peran perempuan sebagai pilar ketahanan bangsa. Dengan hampir separuh penduduk Indonesia adalah perempuan, pemberdayaan perempuan menjadi modal strategis pembangunan jangka panjang menuju Indonesia Emas 2045.
Ia menekankan pentingnya kebijakan yang responsif gender, inklusif, dan berkeadilan, termasuk perlindungan bagi perempuan pekerja dan perempuan di wilayah rentan. Dalam rangkaian Hari Ibu 2025, pemerintah meluncurkan berbagai aksi nyata, antara lain pemberian penghargaan kepada perempuan inspiratif serta penguatan perlindungan pekerja perempuan melalui implementasi Rumah Perlindungan Pekerja Perempuan (RP3) yang direncanakan mulai diterapkan pada 2026 di sedikitnya 300 perusahaan besar.
Sri Fany Mony, Ketua POKLAHSAR Dullah Tama di Ohoi Watkidat, Maluku Tenggara, dinilai berhasil mendorong transformasi ekonomi perempuan pesisir. Dari ibu rumah tangga tanpa usaha ekonomi, ia kini memimpin kelompok produktif yang mengembangkan berbagai produk olahan ikan dan kerajinan ecoprint. Pada 2025, kelompok Dullah Tama mencatat pendapatan Rp44,1 juta, meningkat sekitar 16 persen dibandingkan tahun sebelumnya, serta aktif membagikan praktik baik di tingkat nasional hingga internasional.
Sementara itu, Novatheodora J.M. Essuruw melalui Kelompok Pengolahan Ikan Gulama di Teluk Arguni, Kaimana, mengembangkan pengolahan ikan kakap cina menjadi berbagai produk pangan bergizi bernilai tambah. Inisiatif ini tidak hanya mengurangi pemborosan sumber daya perikanan, tetapi juga meningkatkan ketahanan pangan keluarga dan membuka peluang pendapatan baru bagi perempuan pesisir.
Produk olahan kelompok binaan tersebut kini telah menjangkau pasar regional di Papua Barat dan Papua, serta memperoleh berbagai apresiasi di tingkat daerah. Pendampingan yang diterima juga mencakup penguatan kapasitas usaha dan pemenuhan standar keamanan pangan.
Kedua penerima penghargaan tersebut merupakan Champion CFI Indonesia, bagian dari Project GEF-6 CFI Indonesia, hibah kerja sama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan dan WWF-US sebagai Global Environment Facility (GEF) Agency. Proyek ini berfokus pada penguatan tata kelola perikanan berkelanjutan di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 715, 717, dan 718 di Indonesia Timur.
Sejak dimulai pada 2019 hingga 2026, Project GEF-6 CFI Indonesia telah menjangkau lebih dari 5.500 nelayan, dengan sekitar 32 persen di antaranya perempuan. Melalui pendekatan Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM), CFI Indonesia mendorong praktik perikanan berkelanjutan yang terintegrasi dengan penguatan mata pencaharian dan peran perempuan sebagai agen perubahan di tingkat komunitas.
Project Manager CFI Indonesia, Adipati Rahmat Gumelar, menyatakan bahwa model Champion yang dikembangkan CFI Indonesia merupakan praktik baik yang dapat direplikasi secara nasional. “Champion kami siapkan sebagai penggerak komunitas yang mampu melanjutkan praktik perikanan berkelanjutan dan pemberdayaan ekonomi, bahkan setelah proyek berakhir,” ujarnya.
Kisah Sri Fany dan Nova penerima Penghargaan Perempuan Inspiratif 2025 menunjukkan bahwa pemberdayaan perempuan nelayan tidak hanya berdampak pada peningkatan ekonomi keluarga, tetapi juga pada pengelolaan sumber daya pesisir yang berkelanjutan, sejalan dengan agenda pembangunan nasional menuju Indonesia Emas 2045.***



















































































